Saturday, September 25, 2004

Bangsa Lemah

Terperuk sendirian...
Mengenang diri...
Lahirnya dari bangsa yang lemah...
Bangsa yang sikapnya layu...
Bila dipanggil nama bangsa, lemah...
Bangsa lemah... ibarat bunga yang lemah...
Melayukan dirinya bila kekeringan tanpa air...
Bangsaku kurang air...
Main dengan becak... yang dapat hanya lecah...
Tapi nikmat seteguk air itu jauh sekali...
Kalau dikata jangan kutuk nama bangsa...
Kan kukata, inginku namakan semula nama bangsaku ini...
Bangsaku patut dipanggil, bangsa melangut...
Biar melangut tinggi dari melayu menunduk diri...
Bangsa hina, biarlah... tapi agama jangan sekali...
Tradisi dikeji, biarlah... tapi jangan agama...
Bangsaku yang layu ini kobarnya pada nama... bukan pada agama...
Kobarkah diriku dengan kedua ini?
Bangsaku patut diberi nama yang berkobar...
"Hei prebet! Langut kepala ko tu!!"
Kadet pun disuruh langut kepala..
Tapi kenapa tidak bangsaku ini?
Kerna juang bertemakan bangsa hanya layu..
Semangat tanpa tujuan...
Apa tujuan menaikkan nama bangsa yang layu ini?
Hanya mendirikan benang yang basah...
Kerna nama bangsaku ini jika dipanggil berkali ibarat satu doa...
Doa agar bangsa ini terus layu, ya terus layu!
Tapi...
Apa sekali lagi kutanya, apa tujuan memperjuangkan nama bangsa?
Bangga? Seterusnya ada apa? Dosa?
Juang atas nama bangsa tapi berasaskan apa?
Kaum yang berjuang atas nama kalimah mulia itulah kaum yang patut berbangga...
Kerana kalimah tertinggi "La ilaaha illa ALLAH" itu memuliakan sesiapa yang berjuang dengannya...
Tapi bangsa berjuang atas nama semangat bangsa yang lebih dari agama...
Buah yang terhasil? Ketidakadilan...
Ya, ketidakadilan... jurang makin berbeza...
Senang lenang merencana di dewan gah Pusat Dagangan...
Tapi, masih ramai berbasikal, bersampan dan berkaki...
Sekadar meneguk becak, lembab pun tiada, tanah je yang terasa...
Oh... kenapa?
Kenapa bangsa menjadi perjuangan?
Berjuanglah atas nama kesaksamaan...
Atas tonggak keadilan...
Kebebasan dan kenikmatan bersama...
Aku sangsi... bangsa ini layu dalam setiap perkara...
Tapi layu ini disiram air hiburan yang kotor ianya sanggup berdiri...
Sanggup berdiri agar dapat hidup bertemakan nafsu...
Mainan video, komputer, lagu, parti, makan2...
Tapi solat, sedekah... ntah...
Sedihnya... terdetikkah di hati, apakah realiti sebenar di luar sana?
Lee Kuan Yew yang kafir itu pun tahu realiti...
Tujuh bom ditemui di Singapura...
Tapi bangsa kita... eh tak pernah dengar pun??
Iye, sebab kita terkebelakang, orang di depan gelak ketawa lebih awal dari kita...
Lee Kuan Yew pun akui orang Cina tanah besar punya potensi besar...
Dua puluh dua puluh China akan kuasai ekonomi rantau Asia...
Projeksi ekonomi Singapura dah menjurus ke situ...
Tapi bangsa kita, apa yang sedang kita lakukan?
Apakah kita sedar perlunya projeksi ekonomi menjurus kepada potensi China...
Hatta hadith Nabi pun mengatakan belajarlah dari orang di China...
Tapi Lee Kuan Yew yang kafir lebih mengakuinya...
Ah sudah, bangsaku layu...
Bangsaku tak patut disalahkan..
Kerana air yang patut diteguk hanya cukup melecahkan becak...
Bangsa oh bangsa...
"Pegi mampus la dengan bangsa"
Argh marahnya... tapi apa ada pada bangsaku? Err....

______________________________
Biarpun mati bangsaku, tapi aku ingin berdiri dalam realiti!! Aku tak ingin leka dengan kelekaan bangsaku... aku taknak jadi layu dalam apa jua perkara... bangkitlah hai diriku!!!

0 Comments:

Post a Comment

<< Home